Artikel
Profil Desa Rayung, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban: Antara Budaya, Pertanian, dan Inovasi Digital
Desa Rayung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur. Desa ini memiliki luas wilayah sekitar 1.308 hektare dan terletak di bagian timur wilayah kecamatan. Secara administratif, Desa Rayung terdiri dari lima dusun, yaitu Dusun Rayung, Tulung, Joho, Kedungkebo, dan Giwang.
Letak geografisnya menjadikan desa ini strategis dalam mendukung kegiatan pertanian dan pengembangan masyarakat. Jarak dari ibu kota Kecamatan Senori sekitar 9 kilometer, sedangkan jarak ke pusat pemerintahan Kabupaten Tuban sekitar 46 kilometer.
Penduduk dan Sosial Kemasyarakatan
Jumlah penduduk Desa Rayung mencapai lebih dari 6.800 jiwa yang tersebar dalam hampir 2.000 kepala keluarga. Masyarakat desa terdiri dari berbagai latar belakang, namun secara umum didominasi oleh petani, peternak, dan pedagang kecil.
Desa ini memiliki ikatan sosial yang kuat antarwarga. Berbagai kegiatan kemasyarakatan, keagamaan, serta gotong royong rutin dilakukan, mencerminkan budaya masyarakat yang masih terjaga dengan baik.
Ekonomi dan Mata Pencaharian
Mayoritas warga Desa Rayung bermata pencaharian sebagai petani. Komoditas utama yang dihasilkan adalah padi, kedelai, dan tembakau. Selain pertanian, sektor peternakan juga cukup berkembang, khususnya sapi dan unggas.
Adanya irigasi yang memadai dan pengelolaan lahan yang baik menjadikan sektor pertanian sebagai pilar utama perekonomian desa. Di samping itu, kegiatan UMKM seperti kerajinan dan usaha rumahan mulai tumbuh seiring dengan meningkatnya akses informasi dan pelatihan dari pemerintah desa.
Pendidikan dan Infrastruktur
Di bidang pendidikan, Desa Rayung memiliki beberapa lembaga pendidikan dari tingkat PAUD, TK, SD hingga sekolah menengah. Tersedianya sarana pendidikan ini mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia di desa.
Infrastruktur pendukung seperti jalan desa, jembatan, MCK umum, dan jaringan air bersih terus ditingkatkan melalui program pembangunan yang dikelola pemerintah desa bersama masyarakat.
Budaya dan Tradisi
Desa Rayung masih mempertahankan berbagai tradisi lokal. Salah satu tradisi yang paling dikenal adalah Manganan, yaitu sedekah desa yang dilaksanakan setiap tahun pada Kamis Pahing bulan Dzulhijjah. Kegiatan ini merupakan bentuk rasa syukur masyarakat kepada Tuhan atas hasil bumi dan keselamatan desa. Manganan dilakukan di Sumur Gedhe, tempat yang dianggap memiliki nilai sejarah dan spiritual.
Tradisi ini bukan sekadar acara seremonial, tetapi juga menjadi ruang kebersamaan seluruh lapisan masyarakat, memperkuat solidaritas antarwarga dan menjaga warisan budaya leluhur.
Pemerintahan dan Inovasi
Pemerintah Desa Rayung aktif dalam mengelola pembangunan dan pelayanan publik berbasis transparansi. Website resmi desa yang beralamat di desarayung.my.id menjadi media informasi dan interaksi masyarakat dengan pemerintah desa secara daring. Melalui website ini, masyarakat dapat mengakses informasi anggaran, laporan pembangunan, dan layanan administrasi.
Kepemimpinan desa mendorong penggunaan teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi pelayanan serta keterbukaan kepada masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa Desa Rayung tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga terbuka terhadap kemajuan.
Penutup
Desa Rayung merupakan contoh desa yang mampu menyeimbangkan antara pelestarian budaya dan pengembangan modernisasi desa. Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, dukungan infrastruktur yang terus berkembang, serta masyarakat yang aktif dan gotong royong, Desa Rayung terus berkembang menuju desa yang mandiri, maju, dan berdaya saing.